Ykbn-Semarak peringatan Hari Santri 22 Oktober 2017 hampir dilaksanakan di berbagai wilayah penjuru tanah air tak terkecuali di Desa Kalimas.
Malam ini, 21 Oktober 2017 Santri Majelis Ta'lim Qoma bersama Banser NU Desa Kalimas menyelenggarakan pawai obor mengelilingi desa. Kegiatan ini merupakan kegiatan syiar untuk mengenang para santri yang gugur di medan pertempuran merebut kemerdekaan Republik Indonesia.
Ismail Dede Sumanto, Pengasuh Majelis Qoma menegaskan bahwa kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyambut hari santri untuk mengingatkan kembali semangat para pejuang melalui obor dan sholawat Nariyah sebagai perlambang kebangkitan jiwa dan raga. Menurut Ustadz Mail, kegiatan ini diharapkan menjadi tradisi yang terus terlestari sebagai bentuk penghormartan kepada sejarah perjuangan santri yang ikut dalam perjuangan kemerdekaan.
Majelis Ta'lim Qoma merupakan majelis ta'lim di bawah naungan Yayasan Kalimas Bhakti Negeri. Majelis ini bersinergi dengan Banser Kalimas menginisiasi kegiatan pawai obor dan pembacaan shalawat nariyah.
Menurut Maftuhin, komandan Banser Kalimas, Banser sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama memiliki komitmen kebangsaan yang tak perlu diragukan lagi. "Kami Banser akan terus mengawal kejayaan NKRI" Ujar Maftuhin disela-sela kegiatan.
Seperti diputuskan pemerintah, tanggal 22 Oktober telah ditetapkan sebagai hari Santri Nasional. Penetapan hari santri nasional tak lain untuk mengingat sejarah perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan yang juga dipelopori para santri. Perjuangan merebut kemerdekaan dilakukan para santri setelah dikeluarkan fatwa Resolusi Jihad oleh Hadratus Syeikh KH. Hasyim Asyari, salah satu ulama pendiri Nahdlatul Ulama.
Malam ini, 21 Oktober 2017 Santri Majelis Ta'lim Qoma bersama Banser NU Desa Kalimas menyelenggarakan pawai obor mengelilingi desa. Kegiatan ini merupakan kegiatan syiar untuk mengenang para santri yang gugur di medan pertempuran merebut kemerdekaan Republik Indonesia.
Ismail Dede Sumanto, Pengasuh Majelis Qoma menegaskan bahwa kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyambut hari santri untuk mengingatkan kembali semangat para pejuang melalui obor dan sholawat Nariyah sebagai perlambang kebangkitan jiwa dan raga. Menurut Ustadz Mail, kegiatan ini diharapkan menjadi tradisi yang terus terlestari sebagai bentuk penghormartan kepada sejarah perjuangan santri yang ikut dalam perjuangan kemerdekaan.
Majelis Ta'lim Qoma merupakan majelis ta'lim di bawah naungan Yayasan Kalimas Bhakti Negeri. Majelis ini bersinergi dengan Banser Kalimas menginisiasi kegiatan pawai obor dan pembacaan shalawat nariyah.
Menurut Maftuhin, komandan Banser Kalimas, Banser sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama memiliki komitmen kebangsaan yang tak perlu diragukan lagi. "Kami Banser akan terus mengawal kejayaan NKRI" Ujar Maftuhin disela-sela kegiatan.
Seperti diputuskan pemerintah, tanggal 22 Oktober telah ditetapkan sebagai hari Santri Nasional. Penetapan hari santri nasional tak lain untuk mengingat sejarah perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan yang juga dipelopori para santri. Perjuangan merebut kemerdekaan dilakukan para santri setelah dikeluarkan fatwa Resolusi Jihad oleh Hadratus Syeikh KH. Hasyim Asyari, salah satu ulama pendiri Nahdlatul Ulama.